IDENTIFIKASI FARMAKOFOR
IDENTIFIKASI FARMAKOFOR
Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.Bioisoster adalah gugus yang secara biologis ekivalen tetapi secara kimia belum tentu ekivalen, dapat digunakan untuk mempromosikan optimasi sifat biologis obat.Pendekatan berbasis ligan dapat digunakan jika struktur site reseptor tidak diketahui, tetapi suatu seri senyawa yang telah diidentifikasi menunjukkan aktivitas yang menarik. Agar agar digunakan lebih efektif, suatu kajian sebaiknya memiliki senyawa-senyawa yang mirip dengan aktivitas yang tinggi, tanpa aktiviats, dan dengan aktivitas yang menengah. Dalam mengenal pemetaan bagian yang aktif dari suatu senyawa (site mapping), maka disitulah fungsi suatu ilmu pharmacophore.
Identifikasi farmakofor :1. Posisi relatif suatu molekul ~ Reseptor
2. Konformasi aktif molekul
3. Penting untuk merancang obat
Fungsi Farmakofor :
- Mengetahui gugus penting yang berikatan dengan reseptor
- Mengetahui posisi 3 dimensi dari suatu molekul
- Untuk mengetahui konformasi aktif
- Penting untuk merancang atau mendesign obat
- Penting untuk menemukan suatu obat baru
Ada beberapa ikatan yang dapat di identifikasi berdasarkan struktur 3 dimensi suatu molekul yaitu :
A. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terbentuk bila ada dua atom saling menggunakan sepasang elektron secara bersama-sama. Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang paling kuat dengan rata-rata kekuatan ikatan 1000 kkal/mol. Dengan kekuatan ikatan yang tinggi ini, pada suhu normal ikatan bersifat ireversibel dan hanya dapat pecah bila ada pengaruh katalisator enzim tertentu. Interaksi obat-katalisator melalui ikatan kovalen menghasilkan kompleks yang cukup stabil dan sifat ini dapat digunakan untuk tujuan pengobatan tertentu.
B. Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yag dihasilkan oleh daya tarik menarik elektrostatik antara ion-ion yang muatannya berlawanan. Kekuatan tarik-menarik akan makin berkurang bila jarak antar ion makin jauh dan pengurangan tersebut berbanding terbalik dengan jaraknya.
C. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap seperti O, N, F. Atom yang bermuatan positif parsial dapat berinteraksi dengan atom negatif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya dalam satu molekul.
Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Contoh : H20
D. Ikatan Van Der Waal’s
Ikatan van der waal’s merupakan kekuatan tarik-menarik antar molekul atau atom yang tidak bermuatan dan letaknya berdekatan atau jaraknya ± 4-6 Å. Ikatan ini terjadi karena sifat kepolarisasian molekul atau atom. Meskipun secara individu lemah tetapi hasil penjumlahan ikatan van del waal’s merupakan faktor pengikat yang cukup bermakna terutama untuk senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi. Ikatan van der waal’s terlibat pada interaksi cincin benzen dengan daerah bidang datar reseptor dan pada interaksi rantai hidrokarbon dengan makromolekul protein atau reseptor.
Konformasi Aktif :
1. Diadopsi ketika terikat dengan site target
2. identitas 3D pharmacophore
3. Banyak ikatan maka efikasi makin tinggi
Sekian,
Terimakasih saya sedikit ada pertanyaan bagi para viewer
Pertanyaan.
1. Apakah satu fungsi farmakofor yaitu untuk mendesain obat baru, lalu untuk memudahkan proses ini apakah ada aplikasi khusus atau sistem komputerisasinya untuk pengujian farmakofor
2. Apa contoh dari masing masing ikatan tersebut dan bagaimana mekanisme terjadinya ikatan itu?
2. Apa contoh dari masing masing ikatan tersebut dan bagaimana mekanisme terjadinya ikatan itu?
3. Apakah setiap farmakofor mempunyai potensi yang baik untuk obat baru?
4. Apakah bisa kita menentukan golongan obat berdasarkan farmakofornya? Bagaimana caranya jika bisa?
4. Apakah bisa kita menentukan golongan obat berdasarkan farmakofornya? Bagaimana caranya jika bisa?
sangat membantu artikelnya
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
HapusMohon izin saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 2;
BalasHapus1. Ikatan ionik : Atom logam (energi ionisasi rendah) cenderung melepaskan elektronnya, lalu diterima oleh atom nonlogam (afinitas elektron besar). Dari proses transfer elektron dari atom logam ke atom nonlogam ini akan terbentuk ion positif dan ion negatif dengan konfigurasi elektron gas mulia yang saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis yang disebut ikatan ionik. Sebagai contoh, dalam pembentukan senyawa ionik NaCl terjadi transfer elektron dari atom Na ke atom Cl.
2. Ikatan kovalen : Atom-atom nonlogam cenderung tidak ingin melepaskan elektronnya (energi ionisasi tinggi) dan ingin menarik elektron-elektron dari atom lainnya (afinitas elektron besar) sehingga terdapat satu atau lebih pasangan elektron yang dipakai untuk berbagi bersama. Ikatan kimia yang terbentuk dari sharing elektron terlokalisasi antara atom ini disebut ikatan kovalen. Sebagai contoh, 2 atom H berikatan kovalen membentuk molekul H2 dan 2 atom Cl berikatan kovalen membentuk molekul Cl2.
3. Ikatan hidrogen : adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom elektronegatif (N, O, atau F). Sebagai contoh, ikatan hidrogen terdapat pada antar molekul H2O dan antar molekul NH3.
4. Gaya Van Der Waals : terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus1. (Computer-aided drug discovery; CADD)
BalasHapusDilengkapi dengan aplikasi kimia komputasi yang memadai ditangan ahli kimia komputasi medisinal yang berpengalaman dapat menayangkan senyawa A secara tiga dimensi (3D) dan melakukan komparasi dengan senyawa lain yang sudah diketahui memiliki aktivitas tinggi, misal senyawa B. Berdasarkan komparasi 3D dilengkapi dengan perhitungan similaritas dan energi, memberikan gambaran bagian-bagian dan gugus-gugus potensial yang dapat dikembangkan dari senyawa A (pharmacophore query). Kemudian berbagai senyawa turunan dan analog disintesis secara in silico alias digambar sesuai persyaratan aplikasi komputer yang digunakan (Untuk selanjutnya disebut senyawa hipotetik). Hal ini jelas jauh lebih murah daripada sintesis yang sebenarnya. Keberadaan data struktur 3D enzim X akan sangat membantu. Aplikasi komputer dapat melakukan studi interaksi antara senyawa-senyawa hipotetik dengan enzim X secara in silico pula. Dari studi ini dapat diprediksi aktivitas senyawa-senyawa hipotetik dan dapat dilakukan eliminasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas rendah. Sebelum diusulkan untuk disintesis, senyawa-senyawa hipotetik tersebut dengan diprediksi toksisitasnya secara in silico dengan cara melihat interaksinya dengan enzim-enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme obat. Dari beberapa langkah in silico tersebut, dapat diusulkan beberapa senyawa analog dan turunan senyawa A yang memang potensial untuk disintesis dan dikembangkan, atau mengusulkan untuk mengembangkan seri baru. Jumlah senyawa yang diusulkan biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan penemuan obat secara konvensional.
Terimakasih eka atas jawabannya sangat membantu dan bermanfaat.
HapusContoh ikatan van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2.5) dengan H (2.1) sangat kecil, yaitu sebesar 0.4
BalasHapusBaik terimakasih jawabannya asiska
HapusAssalamualaikum, perkenalkan saya hefiza hanita, saya akan coba membantu menjawab pertanyaan nomor 3 ,setiap farmakofor tentu memiliki potensi untuk obat baru tetapi tidak semua nya baik untuk obat baru atau lebih baik dr obat yg sudah ada. Semoga membantu
BalasHapusmenurut saya, malah setiap farmakofor tentunya memiliki potensi yang baik untuk obat baru tergantung terhadap analog dari farmakofor tersebut. disini desaign obat baru untuk mencari analog yang sesuai dengan farmakofor agar meningkatkan keefektivan dari zat aktif dan meminimalisirkan efek sampingnya.
Hapussaya juga setuju dengan komentar nya , karena ketika kita mendesgin obat baru yang tujuannya untuk memperbaiki efek samping obat yang sudah ada titik penekanan kita adalah memodifikasi dari segi farmakofor ini.
HapusMenurut saya memang benar bahwa setiap farmakofor memiliki potensi untuk dijadikan obat baru, namun jika ternyata efektifitasnya tidak sebaik obat yang telah ada ataupun efeksampingnya lebih banyak tentu farmakofor tersebut tidak dapat dijadikan sebagai obat baru. Sebaliknya bila ternyata farmakofor yang didapatkan lebih efektif dan efeksampingnya minimal dibandingkan obat yang telah ada tentu dapat dijadikan sebagai obat baru. Bagaimana pendapat yang lain?
HapusBaik Lah hefiza saya akan mencoba untuk menjawab, saat mendesain obat baru, tentunya peneliti telah melakukan uji pendahuluan agar memperoleh analog yang sesuai untuk meminimalisir efek samping. Selain itu jika peneliti telah mendesain obat baru dengan metode QSAR kemungkinan besar akan menghasilkan efek lebih baik dari obat sebelumnya.
HapusHalo fitri, Saya akn mncb mnjwb prtnyaan no 1, tujuan pharmacopore utk mengetahui bagian aktif dri suatu obat shg dpt dgunakan utk identifikasi obat baru. Di era skrg ada bbrp aplikasi utk desain obat baru seperti COMPUTER ASSISTED DRUG DESIGN (CADD) merupakan aplikasi komputer lebih terkini sebagai perangkat dalam proses desain obat. Aplikasi langsung dari CADD yakni mengoptimalkan kesesuaian ligan dengan suatu bagian aktif (site) pada reseptor.
BalasHapusTerimakasih eugen sudah membantu menjawab
HapusBaiklah fitri saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 4, sepertinya bisa untuk menentukan golongan bat berdasarkan parmakofornya. yaitu dengan melihat struktur kimia obat, dan ikatan-ikatan (ion, van derwall dll) yang terjadi pada reseptornya.
BalasHapusTerimakasih jenia atas jawabannya
HapusBaiklah fitri materi yang d sampaikan udah bagus jadi untuk kedepann nya lebih bagus biar pembaca lebih mengerti lagi
BalasHapusBaik kk terimakasih sarannya
HapusBaiklah fitri materi yang d sampaikan udah bagus jadi untuk kedepann nya lebih bagus biar pembaca lebih mengerti lagi
BalasHapusTerimakasih kk sarannya
HapusAssalamualaikum Hay Fitri saya coba bantu jawab pertanyaannya yaaa
BalasHapus1. 1. (Computer-aided drug discovery; CADD)
Dilengkapi dengan aplikasi kimia komputasi yang memadai ditangan ahli kimia komputasi medisinal yang berpengalaman dapat menayangkan senyawa A secara tiga dimensi (3D) dan melakukan komparasi dengan senyawa lain yang sudah diketahui memiliki aktivitas tinggi, misal senyawa B. Berdasarkan komparasi 3D dilengkapi dengan perhitungan similaritas dan energi, memberikan gambaran bagian-bagian dan gugus-gugus potensial yang dapat dikembangkan dari senyawa A (pharmacophore query). Kemudian berbagai senyawa turunan dan analog disintesis secara in silico alias digambar sesuai persyaratan aplikasi komputer yang digunakan (Untuk selanjutnya disebut senyawa hipotetik). Hal ini jelas jauh lebih murah daripada sintesis yang sebenarnya. Keberadaan data struktur 3D enzim X akan sangat membantu. Aplikasi komputer dapat melakukan studi interaksi antara senyawa-senyawa hipotetik dengan enzim X secara in silico pula. Dari studi ini dapat diprediksi aktivitas senyawa-senyawa hipotetik dan dapat dilakukan eliminasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas rendah. Sebelum diusulkan untuk disintesis, senyawa-senyawa hipotetik tersebut dengan diprediksi toksisitasnya secara in silico dengan cara melihat interaksinya dengan enzim-enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme obat. Dari beberapa langkah in silico tersebut, dapat diusulkan beberapa senyawa analog dan turunan senyawa A yang memang potensial untuk disintesis dan dikembangkan, atau mengusulkan untuk mengembangkan seri baru. Jumlah senyawa yang diusulkan biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan penemuan obat secara konvensional.
2.1. Ikatan ionik : Atom logam (energi ionisasi rendah) cenderung melepaskan elektronnya, lalu diterima oleh atom nonlogam (afinitas elektron besar). Dari proses transfer elektron dari atom logam ke atom nonlogam ini akan terbentuk ion positif dan ion negatif dengan konfigurasi elektron gas mulia yang saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis yang disebut ikatan ionik. Sebagai contoh, dalam pembentukan senyawa ionik NaCl terjadi transfer elektron dari atom Na ke atom Cl.
2. Ikatan kovalen : Atom-atom nonlogam cenderung tidak ingin melepaskan elektronnya (energi ionisasi tinggi) dan ingin menarik elektron-elektron dari atom lainnya (afinitas elektron besar) sehingga terdapat satu atau lebih pasangan elektron yang dipakai untuk berbagi bersama. Ikatan kimia yang terbentuk dari sharing elektron terlokalisasi antara atom ini disebut ikatan kovalen. Sebagai contoh, 2 atom H berikatan kovalen membentuk molekul H2 dan 2 atom Cl berikatan kovalen membentuk molekul Cl2.
3. Ikatan hidrogen : adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom elektronegatif (N, O, atau F). Sebagai contoh, ikatan hidrogen terdapat pada antar molekul H2O dan antar molekul NH3.
4. Gaya Van Der Waals : terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4
3. menurut saya, setiap farmakofor tentunya memiliki potensi yang baik untuk obat baru tergantung terhadap analog dari farmakofor tersebut. disini desaign obat baru untuk mencari analog yang sesuai dengan farmakofor agar meningkatkan keefektivan dari zat aktif dan meminimalisirkan efek sampingnya
4. menentukan golongan bat berdasarkan parmakofornya. yaitu dengan melihat struktur kimia obat, dan ikatan-ikatan (ion, van derwall dll) yang terjadi pada reseptornya.
Semoga bermanfaat..
Terimakasih dyah jawabannya sangat membantu dan bermanfaat
HapusHalo fitria. Saya akan bantu jawab utk soal no 1 . 1. (Computer-aided drug discovery; CADD)
BalasHapusDilengkapi dengan aplikasi kimia komputasi yang memadai ditangan ahli kimia komputasi medisinal yang berpengalaman dapat menayangkan senyawa A secara tiga dimensi (3D) dan melakukan komparasi dengan senyawa lain yang sudah diketahui memiliki aktivitas tinggi, misal senyawa B. Berdasarkan komparasi 3D dilengkapi dengan perhitungan similaritas dan energi, memberikan gambaran bagian-bagian dan gugus-gugus potensial yang dapat dikembangkan dari senyawa A (pharmacophore query). Kemudian berbagai senyawa turunan dan analog disintesis secara in silico alias digambar sesuai persyaratan aplikasi komputer yang digunakan (Untuk selanjutnya disebut senyawa hipotetik). Hal ini jelas jauh lebih murah daripada sintesis yang sebenarnya. Keberadaan data struktur 3D enzim X akan sangat membantu. Aplikasi komputer dapat melakukan studi interaksi antara senyawa-senyawa hipotetik dengan enzim X secara in silico pula. Dari studi ini dapat diprediksi aktivitas senyawa-senyawa hipotetik dan dapat dilakukan eliminasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas rendah. Sebelum diusulkan untuk disintesis, senyawa-senyawa hipotetik tersebut dengan diprediksi toksisitasnya secara in silico dengan cara melihat interaksinya dengan enzim-enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme obat. Dari beberapa langkah in silico tersebut, dapat diusulkan beberapa senyawa analog dan turunan senyawa A yang memang potensial untuk disintesis dan dikembangkan, atau mengusulkan untuk mengembangkan seri baru. Jumlah senyawa yang diusulkan biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan penemuan obat secara konvensional.
Terimakasih anggun jawabannya sangat membantu dan bermanfaat
HapusAssalamualaikum hay fitriatul. Baiklaa disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 4
BalasHapusbisa, hal tsb disebut modifikasi obat lama, caranya adalah dengan salah satunya menggunalan Computer-aided drug discovery (CADD) yang saya rasa sudah dijabarkan oleh echa.
Terimakasih ovi sudah mencoba untuk menjawabnya.
Hapusya saya setuju dengan yuli yanti , saat mendesain obat baru, tentunya peneliti telah melakukan uji pendahuluan agar memperoleh analog yang sesuai untuk meminimalisir efek samping. Selain itu jika peneliti telah mendesain obat baru dengan metode QSAR kemungkinan besar akan menghasilkan efek lebih baik dari obat sebelumnya.
BalasHapusTerimakasih leksa sudah mencoba untuk menjawab
HapusUntuk nomor 1 menggunakan aplikasi kimia komputasi berupa HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur–Aktivitas).HKSA Merupakan metode untuk membuat suatu hubungan antara struktur dan aktifitas dari berbagai deskriptornya. Deskriptor-deskriptor Fisikokimia meliputi beberapa parameter termasuk hidrofobisitas atau lifopilisitas, topologi, elektronik dan sterik, yang dilakukan secara empirik atau yang lebih baru dengan metode komputasi. HKSA digunakan dalam pengukuran aktivitas bahan kimia dan pengujian biologis. HKSA sekarang diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu dengan banyak menyinggung kedesain obat dan penilaian resiko lingkungan. Metode yan digunakan dalam kajian HKSA
BalasHapusKajian HKSA berdasarkan parameter yang digunakan digolongkan dalam 3 metode, yaitu: metode Hansch, metode Fee-Wilson, dan metode QSAR-3D atau CoMFA (Comparative Molecular Field Analysis).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAssalamu'alaikum Fitri,
BalasHapussaya akan menambahkan Penelusuran studi Farmakofor ini yaitu Alasan lain mengapa pendekatan berbasis farmakofor sering digunakan pada desain obat adalah adanya struktur 3D yang hilang pada Banyak makromolekul yang diinginkan Banyak target obat sekarang ini merupakan membrane bounde.
Terimakasih irma atas jawabannya sangat membantu
HapusHai fitri saya ingin menanyakan Apa kegunaan menentukan farmakofor suatu obat?
BalasHapusBaiklah bella saya akan mencoba menjawabnya,Tujuan utama upaya merancang/desain suatu obat dalam ilmu kimia medisinal adalah supaya dapat ditemukan suatu molekul yang akan menghasilkan efek biologis yang bermanfaat tanpa berakibat efek biologis yang merugikan. Sebagai contoh, suatu senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah dapat juga memiliki efek samping pada sistem syaraf pusat. Dengan demikian merupakan suatu kesalahan apabila tujuan utama akan dapat tercapai dengan sempurna, tetapi efek negatif obat tersebut juga cukup merugikan.
BalasHapusArtikel yang bermanfaat. Terimakasih saudara Fitri
BalasHapusTerimakasih kembali kk telah mengunjungi blok kami.
HapusHai fitri saya ingin bertanya dri apa yg telah fitri paparkan.
BalasHapusBagaimanakah cara menentukan farmakofor suatu obat itu ?
Baiklah mega saya akan mencoba untuk menjawab,Ketika target dan sistem pengujian telah ditentukan, selanjutnya adalah menemukan leadcompound dimana merupakan senyawa yang menunjukkan aktivitas pengobatan. Tingkataktivitas mungkin tidak begitu besar dan adanya efek samping yang tidak diinginkan, tetapisenyawa utama ini dapat mengawali sebuah proses pengembangan suatu obat. Ada beberapa carauntuk menemukan senyawa utama ini, antara lain:
Hapus1. Penyaringan dari bahan-bahan alam
2. Cerita-serita pengobatan
3. Penyaringan “bank” sintesis
4. Obat yang telah ada
5. Mengawali dari ligan alami atau modulator
6. Sintesis kombinasi
7. Desain dengan bantuan komputer
8. Fakta-fakta ilmiah dan pemikiran
9. Pencarian data struktural menggunakan komputer
10. Mendesain senyawa utama dengan NMR.
Hai Fitri tulisan nya sangat bermanfaat. Kharin mau nanya apakah identifikasi farmakopor pada bahan alam sama dengan identifikasi farmakopor pada molekul obat sintetik?
BalasHapusTerimakasih saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari karina, Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.
Hapus“Jika ada senyawa-senyawa yang memiliki farmakofor yang sama, maka efek yang dihasilkan juga sama”.semoga bermanfaat
Hay fitri saya masih blm paham ni sma pnjelasan nya mengenai identifikasi farmakofor bahan alam sama dg identifkasi molekul obat sintetik??
BalasHapusMohon penjlasan kmbali fitri
Baiklah nesti saya akan mencoba untuk menjawab, Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.
Hapus“Jika ada senyawa-senyawa yang memiliki farmakofor yang sama, maka efek yang dihasilkan juga sama”.semoga bermanfaat.
Hai fitri
BalasHapusTerimakasih artikelnya sangat membantu sekali
Terimakasih kk ai semoga bermanfaat
Hapusmenurut saya farmakofor tentunya memiliki potensi yang baik untuk obat baru tergantung terhadap analog dari farmakofor tersebut. disini desaign obat baru untuk mencari analog yang sesuai dengan farmakofor agar meningkatkan keefektivan dari zat aktif dan meminimalisirkan efek sampingnya
BalasHapusTerimakasih kk atas jawabannya sangat bermanfaat
Hapushay fitri, artikel anda sangat membantu sekali
BalasHapusterimakasih
Terimakasih sindy semoga bermanfaat
HapusAssalamualaikum Fitri, terimakasih telah membantu menyelesaikan tugas , materinya sangat menarik.
BalasHapusTerimakasih auror semoga bermanfaat ya
HapusAlhamdulillah dengan membaca artikel ini, saya bisa mengetahui bagaimana cara identifikasi farmakofor.
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat ya
BalasHapusAlhamdulillah dengan membaca artikel ini, saya bisa mengetahui bagaimana cara identifikasi farmakofor
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikelnya sangat membantu saya. Trimakasih kk
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
HapusBaiklah fitri saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 4, sepertinya bisa untuk menentukan golongan bat berdasarkan parmakofornya. yaitu dengan melihat struktur kimia obat, dan ikatan-ikatan (ion, van derwall dll) yang terjadi pada reseptornya.
BalasHapusTerimakasih anggi sudah mencoba menjawab sangat bermanfaat
HapusBaiklah saya akan coba membantu menjawab pertanyaan nomor 3 ,setiap farmakofor tentu memiliki potensi untuk obat baru tetapi tidak semua nya baik untuk obat baru atau lebih baik dr obat yg sudah ada. Semoga membantu
BalasHapusTerimakasih put sudah mencoba menjawab
HapusHallo fitri.
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat.
Terimakasih.
Terimakasih yus sudah mencoba menjawab
HapusHello fitria
BalasHapusArtikelnya sangat membantu sekali
Hay fitri postingan yg bermanfaat
BalasHapusSaya mncoba kembali untuk menjawab no 3
kegunaan farmakofor dlm suatu obat
salah satunya mmpermudah utk menentukan atau memodifikasi suatu senyawa baru
Saya setuju dengan jawaban nya kk arif ,selain itu farmakofor juga sangat penting dalam menentukan suatu obat. Karena farmakofor menggambarkan gugus fungsi yang memudahkan dalam proses modifikasi suatu obat. Sehingga dapat berikatan dengan reseptor untuk memberikan efek yang terbaik.
HapusBaiklah irma apa saja fungi dari farmakofor itu ?
HapusBaiklah irma apa saja fungi dari farmakofor itu ?
HapusHai fitria postingan nya sangat bermanfaat, jadi saya sekarang tahu apa itu identifikasi farmakofor.trimakasih😊😊😊
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
BalasHapusArtikelnya sangat membantu sekali dan bermanfaat, termakasih ya.
BalasHapusTerimakasih put semoga bermanfaat
Hapussaya akan menjawab soal no 1 Apakah satu fungsi farmakofor yaitu untuk mendesain obat baru, ya farmakopor digunakan untuk mendesain obat baru dengan menentukan bagian aktif yang cocok dngan reseptor, lalu untuk memudahkan proses ini apakah ada aplikasi khusus atau sistem komputerisasinya untuk pengujian farmakofor, ada denagn QSAR
BalasHapusTerimakasih anggun sudah mencoba untuk menjawab
BalasHapusHei fitria artikel nya luar biasa, terimakasih ya smoga bermanfaat bagi kami.
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
HapusHei fitria artikel nya luar biasa, saya banyak mengetahui dari artikel tersebut, smoga bermanfaat bagi kami.
BalasHapusTerimakasih ayat atas masukannya semoga bermanfaat
HapusKeren nih, sukses terus yaa membantu sekali artikelnyaa
BalasHapusTerimakasih dinas semoga bermanfaat
Hapuswah mantep ne artikelnya sukses trus mbk fitria
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
Hapussaya akan menjawab soal no 1 Apakah satu fungsi farmakofor yaitu untuk mendesain obat baru, ya farmakopor digunakan untuk mendesain obat baru dengan menentukan bagian aktif yang cocok dngan reseptor, lalu untuk memudahkan proses ini apakah ada aplikasi khusus atau sistem komputerisasinya untuk pengujian farmakofor, ada denagn QSAR
BalasHapusTerimakasih halimah sudah mencoba menjawab
HapusTerima kasih mbak informasi di artikelnya sangat membantu,sukses truss ya..
BalasHapusTrus berkarya mbak,saya tunggu artikel selanjutnya😊
BalasHapusTerimakasih semoga bermanfaat
HapusHello kk, artikel ny bgus smg brmnfaat bgi pra pmbca
BalasHapus#always spirit &good luck sist
Terimakasih rahmi semoga bermanfaat
Hapus